Mengaku Dibayar Ikut Demo Tolak Acara KAMI, Simak Pengakuan Lengkap Mahasiswa Ini
Setelah sebelumnya terungkap tentang proposal dana diskusi suatu organisasi dalam rangka menghadang deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Jawa Timur, kini muncul sebuah video pengakuan mahasiswa yang mengaku menjadi demonstrans bayaran saat mengadang Gatot Nurmantyo cs di Surabaya pada 28 September 2020 lalu.
Video tersebut ditayangkan di channel Hersubeno Point berjudul "TERBONGKAR! PENGAKUAN PENGUNJUK RASA BAYARAN ACARA KAMI DI SURABAYA"
Dilihat Wartakotalive.com pada Jumat (2/9/2020), Hersubeno sebelumnya bertanya kepada seorang pria bernama M Syarif Tuasikal, yang disebut sebagai ketua perkumpulan pemuda asal Maluku.
Hersubeno bertanya bagaimana kronologis dua mahasiswa tersebut ketahuan menjadi demonstran bayaran.
Syarif kemudian menjelaskan bahwa dua mahasiswa tersebut sering berkumpul bersamanya, lantaran berasal dari daerah yang sama.
"Jadi waktu aksi pada tanggal 28 kemarin itu mereka kelihatan. Jadi mereka ini dihubungi malamnya. Kemudian ketemu di warung kopi. Dijelaskan bahwa besok ada demo tolong kumpul nanti tempat ketemuannya di Gedung Juang 45 Surabaya. Sampai di Gedung Juang ternyata acaranya dipindah. Pas pindah di Wisma Jabal Nur, mereka tahu kalau itu tempat kita berkumpul," terang Syarif.
Sudah terlanjur ikut, dua mahasiswa tersebut mencoba sembunyi atau menghindar dari orang-orang yang biasa berada di Jabal Nur.
Tetapi, keberadaan mereka di barisan pendemo diketahui juga.
"Saya desak dia, saya bilang kenapa kamu kok bergabung. Karena sudah didesak (yang mengajak) akhirnya mau tidak mau mereka hadir. Mereka hadir di sana itu sembunyi-sembunyi, tapi ketahuan dan akhirnya gak bisa lari lagi dan pilih masuk ke Jabal Nur," imbuhnya.
Syarif memarahi kedua pemuda itu lantaran turut dalam aksi demonstrasi di Jabal Nur.
Padahal, pemilik Jabal Nur juga merupakan orang dekat mereka dan mereka biasa kumpul di sana.
"Saya bilang, kesalahanmu itu kamu kan tahu ini rumahnya siapa (pemilik Jabal Nur). Mestinya kamu pulang saja. Kalau persoalan demo buat pengalaman, untuk meningkatkan public speaking, harusnya tahu acara yang kamu demo apa dulu. KAMI itu seperti apa dan siapa orang-orangnya siapa saja.
"Kalau namanya aktivis mahasiswa, kamu harus tahu, jangan sampai kayak kerbau ditusuk tali hidungnya kemudian hidungnya ditarik tali dan diajak pergi ke mana-mana. Kamu bergabung dengan orang yang belum tentu seintelektual seperti kamu," imbuh Syarif.
Dalam video lain, dua pemuda tersebut tampak buka suara.
Satu orang menceritakan kronologis bagaimana dia bisa ikut dalam demonstrasi itu.
Dia juga mengaku, mendapat bayaran Rp100 ribu untuk mengikuti demo tersebut. (*)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive